Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PERTACAMI) menorehkan sejarah baru dengan meraih prestasi gemilang pada ajang 1st AMMA Asian Youth Championships 2025 yang berlangsung pada 29–30 Agustus di Manama, Bahrain. Dari total tujuh atlet muda yang diturunkan, Indonesia sukses membawa pulang empat medali, terdiri dari satu emas, satu perak, dan dua perunggu.
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Mixed Martial Arts (MMA) Indonesia semakin diperhitungkan di kancah internasional, khususnya di level junior.
Ketua Umum PB PERTACAMI, Tommy Paulus Hermawan, yang turut mendampingi langsung para atlet di Bahrain, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi setinggi-tingginya atas perjuangan seluruh wakil Indonesia.
“Perjuangan para atlet tidak mudah. Mereka menghadapi lawan-lawan kuat dari negara-negara besar Asia, namun berhasil menunjukkan semangat juang luar biasa. Hasilnya, dua atlet masuk babak final dan dua lainnya mencapai semifinal,” ujar Tommy.
Medali emas dipersembahkan oleh Gibran Alfarizi, yang tampil luar biasa di nomor Traditional MMA 65 kg (U18). Penampilan gemilangnya mengantarkan Indonesia berdiri di podium tertinggi.
Sementara itu, Manayra Maritza Hersianti Siagian, satu-satunya atlet putri Indonesia, sukses meraih medali perak di nomor Modern MMA 45 kg (U18). Keberhasilannya menjadi inspirasi bahwa atlet putri Indonesia juga mampu bersaing di ajang internasional.
Dua medali perunggu masing-masing disumbangkan oleh Lukas Oliver Lubis Sedlak di nomor Modern MMA 60 kg (U16) dan Bumi Magani Abraar Himara pada nomor Modern MMA 55 kg (U18).
Selain peraih medali, tiga atlet lainnya juga menunjukkan performa yang tidak kalah membanggakan. Fachriza Satria Sampora (Modern MMA 50 kg U18), Satria Eka Suryo Basroni (Traditional MMA 60 kg U18), dan Rangga Dika Mahendra (Modern MMA 60 kg U18) berhasil masuk dalam lima besar Asia. Hasil tersebut menjadi indikasi bahwa Indonesia memiliki kedalaman talenta muda yang menjanjikan.
“Pertandingan kali ini menjadi ajang pembelajaran penting. Kami bisa memetakan kekuatan lawan dan menyiapkan strategi menuju 3rd Asian Youth Games 2025, yang juga merupakan kualifikasi menuju Youth Olympic Games 2026 di Dakar, Senegal,” tambah Tommy.
Kesuksesan di Bahrain bukanlah hasil instan. PB PERTACAMI telah melakukan pembinaan berkelanjutan selama satu tahun terakhir, termasuk menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta melalui Fakultas Ilmu Keolahragaan untuk menciptakan program latihan terpadu dan terintegrasi.
“Kami telah konsisten membina atlet-atlet muda dengan pendekatan ilmiah, disiplin, dan berkesinambungan. Hasil yang dicapai hari ini membuktikan bahwa MMA Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara kuat dunia,” jelas Tommy.
Lebih lanjut, Tommy menegaskan bahwa MMA bukan hanya soal adu fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang sejalan dengan visi global GAMMA (Global Association of Mixed Martial Arts). Nilai-nilai tersebut mencakup integrity, humility, community, innovation, excellence, discipline, respect, dan leadership.
“MMA adalah olahraga yang inklusif, penuh disiplin, sportivitas, serta menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Kami percaya bahwa cabang olahraga ini layak masuk ke Olimpiade. Karena itu, pembinaan talenta muda harus terus berjalan agar Indonesia dapat bersaing di level tertinggi,” tegas Tommy.
Prestasi di ajang 1st AMMA Asian Youth Championships 2025 menjadi titik awal penting bagi kebangkitan MMA Indonesia. Dengan komitmen pembinaan berkelanjutan, dukungan federasi, dan semangat para atlet muda, PERTACAMI optimistis bisa menorehkan hasil lebih besar di ajang-ajang mendatang.
“Kami yakin dengan kerja keras, disiplin, dan dukungan semua pihak, MMA Indonesia bisa terus berkembang dan meraih prestasi gemilang di kancah dunia,” tutup Tommy.